Proyek Adicita 2022: Difference between revisions

From Creative Commons Indonesia
Content added Content deleted
mNo edit summary
mNo edit summary
Line 11: Line 11:
Istilah OER memang belum populer di kalangan pendidik di Indonesia. Tahun 2020 silam, CCID diundang oleh beberapa instansi pemerintah untuk menjelaskan tentang OER. Adapun masalah utama yang dihadapi adalah sulitnya mencari maupun mengakses materi pendidikan/komunikasi yang secara khusus tersedia dalam bahasa Indonesia. Secara umum, ketersediaan buklet maupun panduan tentang OER ini masih terbilang jarang.
Istilah OER memang belum populer di kalangan pendidik di Indonesia. Tahun 2020 silam, CCID diundang oleh beberapa instansi pemerintah untuk menjelaskan tentang OER. Adapun masalah utama yang dihadapi adalah sulitnya mencari maupun mengakses materi pendidikan/komunikasi yang secara khusus tersedia dalam bahasa Indonesia. Secara umum, ketersediaan buklet maupun panduan tentang OER ini masih terbilang jarang.


Selain minimnya kampanye tentang OER ini, diperlukan juga seorang pelatih untuk membimbing pendidik yang ingin berlatih OER untuk pertama kalinya. Namun, jumlah pelatih yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang OER di Indonesia saat ini masih sangat terbatas. Dalam program ini, kami berharap dapat mengembangkan tingkat akses dan kesadaran terhadap proyek Wikimedia oleh para pendidik, meningkatkan kualitas dan jumlah konten yang disumbangkan ke Wikibooks & Wikimedia Commons, sehingga dapat memperkuat pembinaan & pemahaman tentang lisensi terbuka & OER.
Selain minimnya kampanye tentang OER ini, diperlukan juga seorang pelatih untuk membimbing para pendidik yang ingin berlatih OER pertama kalinya. Namun, jumlah pelatih yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang OER di Indonesia saat ini masih sangat terbatas. Sehingga, dalam program ini kami berharap dapat mengembangkan tingkat kesadaran dan akses terhadap proyek-proyek Wikimedia khususnya oleh para pendidik, meningkatkan kualitas dan jumlah konten yang disumbangkan ke Wikibooks & Wikimedia Commons agar dapat memperkuat pembinaan & pemahaman tentang lisensi terbuka & OER.


== Tahapan ==
== Tahapan ==
Untuk mencapai tujuan tersebut, kami menjalankan tiga tahapan utama: (1) Pengembangan dan Dukungan Komunitas, (2) Pendidikan, (3) GLAM, dan (4) Peningkatan Konten.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kami menjalankan tiga tahapan utama: (1) Pengembangan dan Dukungan Komunitas, (2) Pendidikan, (3) GLAM, dan (4) Peningkatan Konten.


Tahap Pertama: membuat materi/booklet dan modul pendidikan yang dapat digunakan sebagai sumber bagi para pelatih OER, melakukan pelatihan bagi peserta OER, serta memperbanyak tenaga pelatih OER. Kegiatan utamanya meliputi:
First Stage: creating educational materials/booklets and modules that can be used as
resources for OER trainers, OER training of participants, and growing the number of OER trainers. Key activities include:


1. Menyebarluaskan 250 survei kepada individu yang bekerja di instansi/perguruan tinggi/perpustakaan yang sebelumnya pernah menggunakan/mengelola OER. Survei ini harus menentukan tingkat pemahaman publik tentang OER dan menyoroti kesalahpahaman OER pada saat ini.
1. Distributing 250 surveys to individuals working in agencies/higher education/libraries who’ve utilized/managed OER in the past. This survey should determine the level of public understanding of OER and highlight current OER misconceptions.


2. Menyiapkan dua booklet berdasarkan hasil dari Tahap 1, materinya berisi tentang OER secara umum dan panduan praktis pembuatan/penggunaan OER, serta modul OER yang akan digunakan untuk pelatih. Booklet dan modul tersebut selanjutnya akan digunakan oleh peserta dan pelatih selama pelatihan OER dan institusi lainnya di Indonesia.
2. Preparing two booklets (OER in general and a practical guide on making/using OER) and an OER module for trainers, based on the results of Stage 1. The booklet and module will then be used by participants and trainers during the OER Training & other institutions in Indonesia.


3. Mengadakan diskusi terbuka dengan berbagai pemangku kepentingan terkait dengan booklet OER yang akan diterbitkan, untuk memastikan bahwa mereka dapat menjawab semua pertanyaan dan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat berdasarkan survei di Poin 1.
3. Holding an open discussion with relevant stakeholders in producing the OER booklets, to ensure they can answer all the questions & misconceptions in the community based on the survey in Point 1.


Tahap Kedua: melakukan sosialisasi dan promosi OER kepada masyarakat dan praktisi di sektor pendidikan (misalnya, pendidik, dosen, mahasiswa, pustakawan, pejabat Kementerian Pendidikan). Kegiatan utama dari tahap ini, meliputi:
Second Stage: socialization and promotion of OER to the public & relevant actors in the education sector (e.g., educators, lecturers, students, librarians, Ministry of Education officials). Key activities of this stage:


1. Mengadakan empat lokakarya dan tiga webinar yang bekerja sama dengan lembaga pemangku kepentingan utama (misalnya Kementerian Pendidikan, Universitas Terbuka, Wikimedia Indonesia, & universitas). Dalam acara ini, kami akan mempromosikan pelatihan OER kami.
1. Four workshops and three webinars in collaboration with key stakeholder institutions
(e.g., Ministry of Education, Open University, Wikimedia Indonesia, & universities). In these events, we will promote our OER training.


2. Creating and promoting various communication media on OER; i.e., infographics, posters, and subtitles of OER videos based on the booklets in Stage 1, as well as existing OER videos in English. All of these media will be uploaded to Wikimedia Commons, as well as CCID & WMID social media.
2. Membuat dan mempromosikan OER di berbagai media komunikasi; yaitu berupa infografis, poster, dan subtitle video OER berdasarkan booklet di Tahap 1, serta video OER yang ada dalam bahasa Inggris. Semua media ini akan diunggah ke Wikimedia Commons, serta media sosial CCID & WMID.


Tahap Ketiga: mendorong pertumbuhan lebih lanjut bagi para pelatih OER dan memberikan pelatihan OER secara intensif bagi para pendidik. Kegiatan utama dari tahap ini meliputi:
Third Stage: fostering further growth of OER trainers and providing intensive OER training for educators. Key activities of this stage include:


1. Melakukan pelatihan bagi para pelatih dan fasilitator untuk pelatihan OER.
1. Training of trainers and facilitators for the OER training.


2. Conducting OER training, building on the outcomes of the OER Bootcamp to implement this training. Around 40 strategic educators will be targeted as participants. The output of this training will be open textbooks and other forms of OER, which will be uploaded to Wikibooks and Wikimedia Commons.
2. Menyelenggarakan pelatihan OER, membangun hasil dari OER Bootcamp untuk mengimplementasikan pelatihan ini. Terdapat sekitar 40 pendidik strategis yang akan ditargetkan sebagai peserta. Hasil dari pelatihan ini yaitu, berupa buku teks terbuka dan bentuk OER lainnya, yang akan diunggah ke Wikibooks dan Wikimedia Commons.


3. Menampilkan hasil OER peserta, dan lebih lanjut akan mempromosikan tentang OER pada khalayak ramai.
3. Showcasing participants’ OERs, further promoting OER to a greater number of people.


4. Inviting the best three participants to hold a workshop on OER.
4. Mengundang tiga peserta terbaik untuk mengadakan workshop OER.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revision as of 03:51, 11 July 2022

Wikimedia Alliances Fund 2022 merupakan proyek Creative Commons Indonesia yang didukung oleh Wikimedia Foundation mulai tanggal 1 Juli 2022 – 30 Juni 2023.

Latar belakang

Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah menuju sistem pembelajaran terbuka & memanfaatkan OER. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 70 ayat 4, “Pemerintah mengembangkan sumber daya pendidikan terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika”. Ada banyak inisiatif OER yang telah diluncurkan di Indonesia sejak tahun 2013, seperti Garda Rujukan Digital, RumahBelajar, TV Edukasi, & Suara Edukasi. Berdasarkan data OER World Map, beberapa universitas di Indonesia juga telah membuat portal OER sendiri (misalnya Universitas Terbuka, Universitas Airlangga, Universitas Syiah Kuala). Namun, studi tentang OER di Indonesia telah menyoroti tantangan penerapannya di sini, dengan adanya konsepsi hak cipta yang tidak lengkap, masalah lisensi terbuka, kurangnya kesadaran akan konsep OER, kesalahanpahaman tentang pembelajaran terbuka, serta adopsi OER yang kurang baik di lingkungan pendidikan tinggi Indonesia.

Sejak tahun 2012, Creative Commons Indonesia (CCID) telah berupaya mengatasi permasalahan ini melalui kegiatan edukasi pada masyarakat Indonesia, khususnya tenaga pendidik, tentang penggunaan OER. Lisensi CC merupakan lisensi terbuka yang paling umum digunakan dalam OER. Sayangnya, pemahaman mengenai OER ini masih sangat terbatas, bahkan banyak terjadi kesalahpahaman di kalangan pendidik dan siswa Indonesia tentang hak cipta dan lisensi terbuka, yang merupakan dasar dari OER. Proyek terbaru yang telah kami usung ini merupakan CCID OER Bootcamp, atau kelas pelatihan pembuat konten OER yang dilakukan secara intensif untuk pendidik di Indonesia. Berdasarkan respon positif dari Bootcamp ini, kami bermaksud untuk dapat meningkatkan pelatihan ini dengan memproduksi materi sosialisasi OER, mengembangkan modul pelatihan OER, memberikan pelatihan bagi pelatih OER, serta mengundang lebih banyak pendidik dan mitra strategis untuk berpartisipasi dalam pelatihan penggunaan dan produksi OER untuk bahan ajar maupun pembelajaran.

Dalam penerapannya, terdapat kesinambungan antara OER dengan proyek-proyek Wikimedia seperti, Wikimedia Commons dan Wikibooks. Proyek-proyek Wikimedia, yang dilisensikan secara terbuka dengan lisensi CC ini dapat menjadi sumber dalam mengembangkan OER, sedangkan konten yang dihasilkan selanjutnya dapat diunggah kembali ke dalam proyek-proyek ini. Secara khusus, kami bertujuan untuk berfokus pada proyek Wikimedia Commons dan Wikibooks.

Istilah OER memang belum populer di kalangan pendidik di Indonesia. Tahun 2020 silam, CCID diundang oleh beberapa instansi pemerintah untuk menjelaskan tentang OER. Adapun masalah utama yang dihadapi adalah sulitnya mencari maupun mengakses materi pendidikan/komunikasi yang secara khusus tersedia dalam bahasa Indonesia. Secara umum, ketersediaan buklet maupun panduan tentang OER ini masih terbilang jarang.

Selain minimnya kampanye tentang OER ini, diperlukan juga seorang pelatih untuk membimbing para pendidik yang ingin berlatih OER pertama kalinya. Namun, jumlah pelatih yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang OER di Indonesia saat ini masih sangat terbatas. Sehingga, dalam program ini kami berharap dapat mengembangkan tingkat kesadaran dan akses terhadap proyek-proyek Wikimedia khususnya oleh para pendidik, meningkatkan kualitas dan jumlah konten yang disumbangkan ke Wikibooks & Wikimedia Commons agar dapat memperkuat pembinaan & pemahaman tentang lisensi terbuka & OER.

Tahapan

Untuk mencapai tujuan tersebut, kami menjalankan tiga tahapan utama: (1) Pengembangan dan Dukungan Komunitas, (2) Pendidikan, (3) GLAM, dan (4) Peningkatan Konten.

Tahap Pertama: membuat materi/booklet dan modul pendidikan yang dapat digunakan sebagai sumber bagi para pelatih OER, melakukan pelatihan bagi peserta OER, serta memperbanyak tenaga pelatih OER. Kegiatan utamanya meliputi:

1. Menyebarluaskan 250 survei kepada individu yang bekerja di instansi/perguruan tinggi/perpustakaan yang sebelumnya pernah menggunakan/mengelola OER. Survei ini harus menentukan tingkat pemahaman publik tentang OER dan menyoroti kesalahpahaman OER pada saat ini.

2. Menyiapkan dua booklet berdasarkan hasil dari Tahap 1, materinya berisi tentang OER secara umum dan panduan praktis pembuatan/penggunaan OER, serta modul OER yang akan digunakan untuk pelatih. Booklet dan modul tersebut selanjutnya akan digunakan oleh peserta dan pelatih selama pelatihan OER dan institusi lainnya di Indonesia.

3. Mengadakan diskusi terbuka dengan berbagai pemangku kepentingan terkait dengan booklet OER yang akan diterbitkan, untuk memastikan bahwa mereka dapat menjawab semua pertanyaan dan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat berdasarkan survei di Poin 1.

Tahap Kedua: melakukan sosialisasi dan promosi OER kepada masyarakat dan praktisi di sektor pendidikan (misalnya, pendidik, dosen, mahasiswa, pustakawan, pejabat Kementerian Pendidikan). Kegiatan utama dari tahap ini, meliputi:

1. Mengadakan empat lokakarya dan tiga webinar yang bekerja sama dengan lembaga pemangku kepentingan utama (misalnya Kementerian Pendidikan, Universitas Terbuka, Wikimedia Indonesia, & universitas). Dalam acara ini, kami akan mempromosikan pelatihan OER kami.

2. Membuat dan mempromosikan OER di berbagai media komunikasi; yaitu berupa infografis, poster, dan subtitle video OER berdasarkan booklet di Tahap 1, serta video OER yang ada dalam bahasa Inggris. Semua media ini akan diunggah ke Wikimedia Commons, serta media sosial CCID & WMID.

Tahap Ketiga: mendorong pertumbuhan lebih lanjut bagi para pelatih OER dan memberikan pelatihan OER secara intensif bagi para pendidik. Kegiatan utama dari tahap ini meliputi:

1. Melakukan pelatihan bagi para pelatih dan fasilitator untuk pelatihan OER.

2. Menyelenggarakan pelatihan OER, membangun hasil dari OER Bootcamp untuk mengimplementasikan pelatihan ini. Terdapat sekitar 40 pendidik strategis yang akan ditargetkan sebagai peserta. Hasil dari pelatihan ini yaitu, berupa buku teks terbuka dan bentuk OER lainnya, yang akan diunggah ke Wikibooks dan Wikimedia Commons.

3. Menampilkan hasil OER peserta, dan lebih lanjut akan mempromosikan tentang OER pada khalayak ramai.

4. Mengundang tiga peserta terbaik untuk mengadakan workshop OER.

Lihat pula